Friday, March 23, 2018

Pengaruh Ledakan Penduduk Terhadap Ketahanan Pangan Di Dunia

Banyaknya penduduk saat ini mencapai 7 milliar di dunia , semakin banyaknya penduduk maka kebutuhan akan pangan , sandang dan papan semakin meningkat , oleh karena itu kita sebagai manusia yang berpendidikan dan mempunyai ilmu untuk mempertahankan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui juga mengolah dan memperbanyak sumber daya alam yang dapat diperbaharui.



Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah banyaknya populasi , angka kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan penyebaran penduduk yang semakin rumit akan berimbas kepada beberapa segmen dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup. Ledakan penduduk adalahmasalah besar yang dihadapi oleh dunia yang berdampak pada aspek kehidupan. Pertambahan penduduk yang begitu cepat bisa mengakibatkan banyak masalah tambahan yang harus dihadapi, masalah yang akan timbul bila terjadi ledakan penduduk yang terutama adalah kelaparan. Karena jumlah penduduk yang banyak tentu saja bahan pangan yang dikonsumsi harus banyak juga jumlahnya, apabila jumlah bahan pangan yang tersedia kurang dari yang dibutuhkan karena terlalu tinggi tingkat konsumsi suatu saat nanti saat ledakan penduduk besar terjadi kelaparan akan melanda.
Dengan demikian kemiskinan juga kekurangan akan bahan pangan di dunia bisa ditekan, maka dari itu untuk membuat ketahanan pangan yang kuat di dunia diperlukan organisasi yang kuat dan mempunyai kemampuan untuk mengurusnya.


Pertumbuhan dan ledakan penduduk merupakan masalah yang terjadi di setiap negara, dan tidak dapat bisa untuk di hindari, namun harus kita kendalikan. Apabila hal ini tidak dapat dikendalikan, maka berbagai masalah baik dimulai dari masalah sosial, lingkungan, politik, agama, dan budaya akan terjadi.
 

Dari masalah sosial kita bisa ditinjau dengan melihat terbatasnya jumlah lapangan kerja yang tersedia, dimana kebutuhan lapangan kerja dan pertumbuhan penduduk berbanding lurus sehingga mengkibatkan tingginya angka pengangguran, meningkatnya kriminalitas baik dari segi keamanan dan kenyamanan.Dari segi lingkungan dapat kita tinjau bahwa setiap makhluk hidup yang lahir membutuhkan setidaknya  9 m2 ruang untuk hidup. Sedangkan jumlah lahan yang tersedia tidak mungkin bertambah dari tahun ke tahunnya. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin bertambah, jadi dapat mengakibatkan sempitnya ruang untuk hidup. Dimana mereka yang tersingkir akan tinggal di daerah pinggiran sungai atau fasilitas-fasilitas umum yang dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Hal lainnya yang dapat terjadi dalah deforestasi hutan yang dibutuhkan untuk ketersediaan lahan untuk tinggal dan kebutuhan industri. 

Dari segi politik kita bisa lihat dengan jelas, pasti akan terbentuknya aliansi-aliansi yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya dibandingkan dengan kepentingan umum. Sedangkan dari segi budaya, hal yang dapat kita lihat dengan jelas adalah terjadinya mixculture dan perubahan budaya di suatu tempat tersebut yang diakibatkan oleh jaman globalisasi sehinga budaya asli yang seharusnya kita pertahankan kian hari makin memudar dan lebih tertarik dengan budaya luar yang baru. Sebenarnya ini bukan merupakan masalah yang besar, namun saja perlu adanya perhatian dari pemerintah pusat tentang kebudayaan asli di daerah tersebut, jangan sampai hilang apalagi direbut oleh bangsa lain.

HUBUNGAN PENDUDUK DENGAN KESEJAHTERAAN

1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh faktor2 tertentu seperti ; Fertilitas, Moralitas dan Migrasi. Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu factor penyebab terjadinya kepadatan penduduk, karena angka kelahiran di Indonesia tidak di batasi dan kebanyakan penduduk melakukan nikah dini yang menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat dan juga laju pertumbuhan yang tidak terkontrol. Sedangkan lawan dari kelahiran, kematian atau Mortalitas merupakan satu dari tiga factor geografis karena moralitas dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, hal ini biasanya di sebabkan oleh factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individual dan kelompok lainnya yg dapat mempengaruhi moralitas dalam masyarakat.Yang terakhir, migrasi. Migrasi adalah gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lan dengan tujuan untuk menetap di daerah tujuan, yang biasa terjadi secara permanent. Seperti contohnya kota metropolitan banyak menjadi tujuan migrasi penduduk, terlalu banyaknya perpindahan penduduk menyebabkan kepadatan penduduk yang parah, sehingga terjadi banyak dampak negative.


Pertumbuhan penduduk memiliki banyak pengaruh, seperti perkembangan social. Perkembangan social terjadi karena pesatnya pertumbuhan penduduk tanpa di ikuti dengan kualitas dan kuantitas yang dimiliki sumber daya manusia. Dampak pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan social, seperti kendala yang dihadap badan kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) tersebut. Bukan cuma itu migrasi merupakan penyebab terbesar lainnya dalam perkembangan social karena pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk banyak menyebabkan pengaruh dan dampak dampak negative lainnya.

Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran, dan menunda masa perkimpoian agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk, yaitu penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.


2. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk.
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.


Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal ini pun
membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut.


3. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :

Jumlah pengangguran semakin meningkat

Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
 Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
 Tingkat kemiskinan semakin meningkat
Meningkatnya Investor yang datang 


4. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan.

Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkimpoian, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.









Terdapat 3 (tiga) hal yang menjadi sebab mengapa masalah ketahanan pangan perlu diperbincangkan. Pertama, bahwa pangan adalah hak azasi manusia yang didasarkan atas 4 (empat) hal berikut:

  1. Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of living, including adequate food, cloothing, and housing and that the fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”.
  2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada human right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup), dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan.
  3. Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015 setiap negara teramsuk Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuhnya.
  4. Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnya pemenuhan Hak Atas Pangan.

Kedua, kondisi obyektif Indonesia masih berkutat pada masalah gizi. Masalah gizi tersebut berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, keterjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan serta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizi merupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagai wilayah memerlukan penanganan ketahanan pangan yang terpadu. Penanganan ketahanan pangan dimaksud memerlukan perencanaan lintas sektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur dalam jangka menengah maupun panjang.

Ketiga, perubahan kondisi global yang menuntut kemandirian. Perubahan dimaksud tercermin dari: harga pangan internasional yang mengalami lonjakan drastis dan tidak menentu, adanya kecenderungan negara-negara yang bersikap egois; mementingkan kebutuhannya sendiri, adanya kompetisi penggunaan komoditas pertanian (pangan vs pakan vs energi), terjadinya resesi ekonomi global, dan adanya serbuan pangan asing (“westernisasi diet”). Perubahan kondisi global tersebut sangat berpotensi menjadi penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan pada impor.
Memperbincangkan masalah pangan tidak dapat dipisahkan dari masalah harga pangan sebagai salah satu aspek yang mencerminkan ketersediaan atau produksi pangan sekaligus permintaan atau konsumsi pangan.
         
Share:

0 comments:

Post a Comment