Friday, March 23, 2018

Penyebab Dan Dampak Kekeruhan

 Definisi kekeruhan
 


Kekeruhan merupakan kondisi air, dimana air mengandung materi tersuspensi/terlarut yang dapat menghalangi masuknya cahaya matahari sehingga jarak pandang dalam air menjadi terbatas ( untuk melihat kedalaman air yang makin dalam akan sulit). Materi tersuspensi tersebut memiliki variasi ukuran, mulai dari yang berukuran koloidal hingga yang berukuran agregat kasar. Dimana, semakin besar total suspended solids yang terdapat dalam air maka akan semakin besar turbiditas nya. Kekeruhan juga dapat menunjukkan nilai air disaat kehilangan transparansinya ataupun warna aslinya karena partikel yang tersuspensi. Semakin banyak padatan yang tersuspensi di dalam air akan mengakibatkan warnanya semakin terlihat gelap dan semakin besar kekeruhannya. Selain itu,  sifat kekeruhan yang menghambat masuknya cahaya ke dalam air, mengakibatkan tumbuhan didalam air terhambat proses fotosintesisnya sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen). Kekeruhan dapat juga menunjukkan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam air. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak pula padatannya.


Penyebab Kekeruhan
Kekeruhan di perairan terbuka bisa disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang berhubungan dengan tanah, seperti konstruksi, industri tertentu seperti penggalian, pertambangan batubara dan pemulihan. Penyebab lain dari kekeruhan yaitu, tingginya debit limbah, sedimen dan erosi, partikel koloid batuan, aktifitas pertanian, air buangan dari daerah perkotaan dan industri.

 Selain itu, kekeruhan juga dapat  terjadi karena adanya materi yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda lain yang melayang atau terapung dan sangat halus.
Konsentrasi kekeruhan  dalam penyebarannya didalam air  dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, dipengaruhi intensitas penyinaran matahari dan komponen materi tersuspensi yang terkandung di dalamnya. Kedua, dipengaruhi faktor dinamika seperti arus dan turbulensinya. Daerah tengah atau pusat air memiliki turbiditas yang tinggi, karena pada daerah inilah terdapat arus atau aliran yang maksimum.  


 Dampak Kekeruhan
Dalam segi untuk air minum, semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko bahwa orang mungkin terkena penyakit pencernaan. Terutama masalah kekebalan tubuh, karena kontaminan seperti virus atau bakteri dapat melekat pada padatan tersuspensi. Dalam air permukaan seperti danau , sungai dan waduk , tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengurangi jumlah cahaya yang mencapai kedalaman lebih rendah, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman air dan akibatnya mempengaruhi spesies yang tergantung pada mereka, seperti ikan dan kerang. Tingkat kekeruhan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan insang ikan menyerap oksigen terlarut. Kekeruhan yang tinggi dapat menghambat dan merusak fungsi insang pada ikan. Dampak dari kekeruhan yang lain adalah dapat menurunkan nilai estetika pada air minum. Selain itu, kekeruhan akan membentuk deposit (endapan) pada pipa-pipa maupun unit-unit pada Water Treatment Plant. Akibatnya kerja sistem pengolahan akan mengalami gangguan. 


 Materi tersuspensi juga menjadi transport bagi kontaminan (partikulat nutrisi, logam dan toxicants potensial lainnya), mendorong pertumbuhan patogen dan penyakit yang ditularkan melalui air, serta dapat menyebabkan penipisan oksigen terlarut dalam air. Hal ini merupakan dampak dari adanya partikulan bahan organik. Secara keseluruhan, tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan produksi dan keragaman spesies.
 
Kekeruhan menjadi parameter kualitas air dan penting untuk dilakukan pengukuran  karena tiga alasan penting, yaitu masalah estetika, desinfeksi dan filtrasi. Tingkat kekeruhan pada air akan memperngaruhi ketertarikan konsumen walaupun kekeruhan tidak berpengaruh langsung pada kesehatan. Air yang memiliki kekeruhan yang tinggi, akan mempesulit kerja unit filtrasi pada pengolahan air bersih dan tentunya harganya akan semakin lebih mahal. Desinfektan yang digunakan pun akan berbeda sesuai dengan kandungan organisme berbahaya penyebab kekeruhan pada air tersebut. Kekeruhan merupakan parameter air yang penting karena secara langsung mempengaruhi jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis oleh ganggang laut, termasuk vegetasi terendam air.


Metode Pengukuran
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :

1.      Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang dating
2.      Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
3.      Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas yang setara dengan 1mg/liter SiO2. Satuan kekeruhan pada umumnya adalah  NTU: Nephelometric Unit Kekeruhan. JTU ( jackson turbidity unit) , FTU (formazin turbidity unit). Nilai kekeruhan ditunjukkan oleh banyaknya materi tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel. Dimana kekekruhan ini disebabkan oleh kandungan benda koloid yang tercampur dalam air. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan.


 
Share:

Pelepasan Lahan Untuk Kepentingan Umum Komersial

Hutan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Berperan sebagai suatu ekosistem yang menyimpan sumber daya alam dengan beberapa fungsinya yaitu:

§  Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
§  Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
§  Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang gugur akan terurai menjadi tanah humus.
§  Sebagai sumber ekonomi, karena hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh, rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan.
§  Sebagai sumber plasma nutfah, keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
§  Mengurangi polusi untuk pencemaran udara, karena tumbuhan mampu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.




Dibalik semua manfaat itu, apabila kelestariannya dirusak dengan berbagai pelepasan kawasan hutan (penggundulan) yang tidak terkendali dan tanpa memperhitungkan dampak dari hal tersebut maka bukan hal yang tidak mungkin apabila terjadi kerusakan terhadap kelestarian dan mengurangi manfaat dari kelestariannya terhadap lingkungan berupa manusia dan hewan. Oleh karena itu diperlukan keseriusan pemerintah dalam menangani dan memelihara sumber daya alam yang ada, baik hayati maupun non-hayati untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah  untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 70 tahun 2001 bahwa lahan digunakan untuk tiga jenis kepentingan yaitu :

1)   Kepentingan umum terbatas; adalah kepentingan masyarakat antara lain untuk keperluan jalan umum, saluran air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, fasilitas pemakaman umum, fasilitas keselamatan umum, yang tujuan penggunaannya tidak untuk mencari keuntungan.

2)   Kepentingan umum komersial; adalah kepentingan anggota masyarakat antara lain untuk repeater telekomunikasi, stasiun pemancar radio, stasiun relay televisi, instalasi air, listrik, yang tujuan penggunaannya untuk mencari keuntungan.

3)   Kepentingan strategis; adalah kepentingan yang mempunyai pengaruh besar bagi kemajuan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat serta diprioritaskan oleh pemerintah, antara lain untuk bangunan industri, pelabuhan atau bandar udara


Dari ketiga kepentingan yang telah diuraikan diatas, yang lebih dominan terjadi di Indonesia saat ini adalah kepentingan umum komersial yang tidak memperhitungkan dampak yang terjadi pada kawasan hutan. Oleh karena itu perlu ditelaah lebih lanjut untuk mengetahui dampak-dampak apa saja, baik positif maupun negatif dari pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan komersial, dan menentukan solusi-solusi terbaik yang seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah untuk menjaga kelestarian sumber daya alam dan mengurangi krisis hutan Indonesia.

Indonesia adalah sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia sangat perlu melakukan konservasi dan pengelolaan hutan untuk kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam di bumi.
“Permasalahan lingkungan pada tahun 2018 ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, Malahan dampak yang dirasakan masyarakat akibat persoalan lingkungan berpotensi lebih parah.” Hal ini memang jelas terlihat dimana banyak perubahan yang terjadi secara signifikan terhadap kelangsungan hidup masyarakat, karena kita tahu bahwa sebagian besar masyarakat yang berada di sekitar hutan bergantung pada hasil hutan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, dengan cara menikmati hasil hutan, seperti kayu yang berkualitas yang dapat dijadikan untuk membuat rumah dan bisa juga dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatannya dalam bercocok tanam juga akan lebih baik dan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Untuk masyarakat yang berada jauh dari hutan juga akan merasakan kenyamanan, kesejukan, jauh dari bencana, angka kematian akan berkurang dan hasil pertanian jadi meningkat. Hasil pertanian inilah yang bermanfaat pula untuk hampir seluruh masyarakat Indonesia, industri pengolahan makanan, dan juga pemerintah.


Salah satu faktor semakin meluasnya penggunaan lahan, khususnya untuk kepentingan komersial adalah langkah yang diambil oleh Kementrian Kehutanan pada tahun 2012 yaitu mengeluarkan peraturan baru pelepasan kawasan hutan untuk mengakomodir investasi keterlanjuran di berbagai daerah.  Lewat Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2012. Inilah yang dianggap bahwa pemerintah seolah melegalkan izin-izin perusahan kawasan hutan yang sebelumnya ilegal, sehingga memperbesar peluang pelegalan pada pelanggar-pelanggar  hukum. Salah satu contoh dampak dari keluarnya PP 60 Tahun 2012 tentang pelepasan kawasan hutan, setidaknya 570 ribu hektare kawasan hutan dari Pengembangan  kebun sawit di Kalimantan Barat berpotensi hilang.

Persoalan lingkungan pada tahun 2018 ini juga dipengaruhi oleh kondisi politik. Karena  lembaga legislatif akan lebih berfokus pada pemilihan umum tahun  2019 nanti sehingga persoalan lingkungan hidup lagi-lagi kurang mendapat perhatian. Padahal begitu banyak dampak yang terjadi akibat kelalaian pemerintah dalam menjaga lingkungan dengan menetapkan aturan-aturan yang sesuai dan benar-benar dijalankan dengan baik di lapangan tanpa membahayakan lingkungan, diantaranya:

§  Kemiskinan
Kemiskinan  dapat disebabkan karena pengangguran dan pendapatan perkapita dari masyarakat Indonesia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian dan industri yang mengolah hasil pertanian. Jadi apabila terjadi krisis hutan, maka hal ini berdampak terhadap menurunnya ketersediaan air untuk irigasi pertanian sehingga petani akan mengalami penurunan produksi dan pendapatan petani menurun. Penurunan produksi pertanian dan pendapatan petani maka akan terjadi pengangguran yang sangat besar. Karena petani kita akan menurunkan kebutuhan jumlah tenaga kerjanya dan industri-industri yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian akan memPHK tenaga kerja dalam jumlah yang banyak karena supply mengalami penurunan.

§  Banjir
Banjir juga merupakan salah satu dampak dari perluasan lahan secara berlebihan tanpa penanaman kembali.  Sehingga pada saat hujan , tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah, akibatnya tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir.

§  Emisi gas
Di Indonesia,degradasi dan deforestasi hutan dan lahan gambut menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Dari 2.250.000 metrik ton , sector kehutanan dan lahan gambut menyumbang total 84 persen dari emisi gas rumah kaca. Sehingga Dalam dokumen Strategi Nasional REDD+ yang dilansir Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan REDD+  Indonesia, disebutkan bahwa Indonesia berkepentingan menjalankan program REDD+ untuk mengurangi emisi yang cukup besar dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan menurunkan tingkat deforestasi dan degradasi hutan secara signifikan. Indonesia juga berkepentingan ikut menekan laju pemanasan global karena termasuk negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

§  Kehilangan beragam Flora dan Fauna
Indonesia juga akan kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Terutama hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan langka yang hanya terdapat di Indonesia.


Permasalahan-permasalahan yang menjadi pemicu krisis hutan Indonesia merupakan salah satu faktor kemiskinan bagi masyarakat Indonesia karena ketidak berdayaan pemerintah dalam menjaga dan menangani permasalahan-permasalan yang muncul. Sehingga solusi yang mungkin dari keadaan ini adalah pengurangan tingkat kebutuhan oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan lahan juga dapat berkurang, karena semakin tinggi kebutuhan masyarakat, contohnya pembangunan dan kebutuhan kertas maka semakin banyak perluasan kawasan hutan, selain itu pemerintah juga wajib bertanggungjawab untuk meminimalisir perluasan-perluasan lahan secara ilegal oleh sebagian besar kepentingan umum komersial.      
Share:

Fakta Ilmiah Dari McKinsey Dalam Yayasan Homo Sapiens

Saat ini, dunia global sedang mengalami suatu krisis akibat dari menipisnya sumber daya alam. Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa nantinya, jika tidak dibenahi dan dilakukan suatu tindakan, manusia akan kehabisan sumber daya alam tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan, juga untuk menghasilkan energi dan barang-barang yang diproduksi manusia. Sebenarnya, apa penyebab dari terjadinya krisis sumber daya alam ini? Apakah memang jumlah sumber daya alam yang semakin sedikit? Atau akibat dari permintaan sumber daya alam yang semakin banyak?

Sumber daya alam yang ada di bumi terbagi menjadi dua. Pertama, ada sumber daya alam yang dapat diperbarui seperti air, kayu, ikan, dan pertanian. Sumber daya ini pada dasarnya akan berevolusi. Misalnya, air memiliki siklus tersendiri. Mulai dari mengalirnya air pada hulu hingga ke hilir, kemudian bertemu di laut, selanjutnya air ini akan menguap dan terbentuk awan, setelah itu akan ada hujan yang membawa air jatuh ke tanah, lalu diserap oleh akar pohon, begitu seterusnya. Kemudian ada juga sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak, gas, dan mineral. Sumber daya ini memang jumlahnya terbatas di bumi. Untuk itu manusia harus menggunakannya dengan bijak dan harus pintar mencari inovasi sebagai sumber energi baru.

Populasi dunia saat ini sudah mencapai angka tujuh miliar orang. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlahnya akan semakin meningkat menjadi lebih dari sembilan miliar. Dengan adanya peningkatan populasi tersebut, maka jumlah permintaan lain seperti makanan, barang konsumsi, lahan, energi, serta semua kebutuhan manusia akan melonjak naik. Akibat dari melonjaknya permintaan konsumen, para pengusaha pun harus terus mencari sumber-sumber inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, yang tentu saja semakin sulit ditemukan dan oleh karena itu, harganya juga akan semakin mahal.

Jumlah permintaan dengan jumlah populasi yang ada di bumi berjalan sebanding. Maka dari itu, menurut saya, jumlah permintaan yang sangat tinggi, yang menimbulkan krisis kekurangan sumber daya alam, diakibatkan oleh adanya jumlah populasi yang sangat banyak.


Berikut ini merupakan fakta ilmiah dari McKinsey dalam Yayasan Homo Sapiens, Organisasi Kesehatan Dunia, Dana Air Dilindungi:

v  Butuh waktu 130.000 tahun bagi penduduk bumi mencapai 800 juta pada sekitar 1780. Saat ini, hampir 800 juta ditambahkan setiap 10 tahun.

v  Sekitar 200 tahun yang lalu, setiap manusia memiliki setara dengan 24 lapangan sepak bola dan air tawar sumber daya. Saat ini, setiap manusia hanya memiliki 3 lapangan saja, dan dalam 40 tahun akan berjumlah kurang dari 2.

v  Pada tahun 2030, akan ada tiga miliar konsumen lebih kelas menengah dalam ekonomi global.

v  Kelangkaan air mempengaruhi satu dari tiga orang di setiap benua di dunia ini.

v  Pada tren saat ini, selama 20 tahun ke depan manusia akan menggunakan 40 % lebih banyak air daripada yang mereka lakukan sekarang.

v  Dibutuhkan 2.400 liter air untuk memproduksi hamburger dan 11.000 liter untuk membuat celana jeans.

v  Rata-rata biaya pengeboran minyak telah dua kali lipat selama dekade terakhir.

v  44 juta orang didorong ke dalam kemiskinan oleh kenaikan harga pangan di paruh kedua 2010.

v  Permintaan baja akan meningkat sebesar 80 % antara tahun 2010 dan 2030.
 
Menururt PBB, permintaan air selama 30 tahun ke depan diproyeksikan naik hampir setengah, sedangkan pada saat yang sama, sejumlah lahan di banyak wilayah mengalami kekeringan. Selain itu, pada tahun 2050, kita harus memproduksi 70 % lebih makanan dari yang kita produksi sekarang untuk memberi makan dunia. Maka dari itu, puluhan ribu kilometer persegi hutan murni ditebang untuk menanam tanaman yang dibutuhkan untuk pangan manusia.
 
Di Indonesia sendiri, 3 sumber daya energi yaitu, minyak, gas bumi, dan batubara, hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan beberapa tahun ke depan saja. Saat ini, minyak cadangan sebesar 4,2 milyar barrels dengan produksi per tahun 347 juta barrels, akan habis dalam waktu12 tahun. Kondisi gas bumi, cadangan sebesar 107 triliun kubik kaki  dengan produksi per tahun 3,06 triliun kubik kaki per tahun akan habis dalam 34 tahun. Sementara itu, untuk batubara, cadangan sebesar 21,13 milyar short tons dengan produksi per tahun 256 juta short tons akan habis dalam 79 tahun.
 
Kondisi lainnya, sumber daya energi Indonesia saat ini mengkonsumsi sekitar 500 juta barel minyak setiap tahun, dengan peningkatan sebesar 10 juta barel per tahun. Pada tahun 2009, cadangan minyak Indonesia adalah 4,3 miliar barel. Jika tidak ada penemuan baru, cadangan minyak akan habis dalam waktu 12 tahun, artinya pada tahun 2021 Indonesia akan perlu mengimpor semua kebutuhan minyak dari luar negeri atau menggantinya dengan pasokan energi alternatif.
 
Sejumlah bukti-bukti di atas menyimpulkan bahwa sumber daya alam saat ini memang sudah semakin langka dan menipis. Ini disebabkan oleh populasi penduduk yang sangat tinggi karena permintaan mereka tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan yang ada. Adanya ketimpangan yang jauh pada pendapatan tiap individu juga menyebabkan persebaran sumber daya alam ini menjadi tidak merata.
 
Dalam situsnya, World Bank membuat grafik perbandingan antara penggunaan sumber daya dengan pendapatan seseorang.
 

Source:World Bank, 2008 World Development Index, 4

Pada grafik tersebut, 10 % dari populasi di dunia dengan pendapatan paling tinggi (sekitar 700 juta orang), bertanggung jawab akan pemakaian sumber daya yang berlebih karena mereka mengonsumsi sumber daya alam yang sangat besar jumlahnya, yaitu hampir mencapai 60 % (melebihi setengah dari pemakaian sumber daya di dunia). Sedangkan 20 % individu dari populasi dunia (sekitar 1,4 miliar orang) dengan pendapatan yang rendah, hanya mengonsumsi sumber daya kurang dari 2 % total pemakaian sumber daya alam. Dilihat dari angka tersebut, apabila orang dengan pendapat rendah hilang, maka hampir tidak akan mempengaruhi atau mengurangi pemakaian sumber daya yang berlebih. Namun, pemakaian sumber daya dapat dipotong setengahnya apabila 700 juta orang dengan pendapatan tinggi menggunakan sumber daya rata-rata. 
 
Maka dari itu, untuk meminimalisasi pemakaian sumber daya alam, agar tidak habis, kita perlu melakukan penghematan. Mulai dari hal kecil, misalnya saat mandi tidak memakai air yang berlebihan. Ketika menginginkan sesuatu, kita juga perlu kritis dan berpikir lebih lanjut, apakah yang kita inginkan itu memang benar-benar kita butuhkan atau hanya sekedar ingin saja dan mengikuti tren?

     
Selain itu, program keluarga berencana juga perlu diterapkan terutama di negara-negara berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi populasi yang ada di bumi agar sesuai dengan kapasitas yang mampu ditampung oleh bumi. Diperlukan juga adanya intervensi kebijakan untuk melindungi sumber daya alam yang salah harga. Jangan sampai, hanya orang-orang yang mampu secara finansial saja yang dapat menikmati sumber daya alam. Membatasi ekspor sumber daya alam ke negara lain juga bisa dilakukan agar sumber daya alam yang kita miliki bisa dirasakan terlebih dahulu oleh warga sendiri. Terakhir, diperlukan adanya inovasi baru yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Misalnya dengan memanfaatkan energi surya dan angin untuk memenuhi kebutuhan listrik. Atau penemuan teknologi canggih lainnya seperti tenaga nuklir yang sudah dimiliki oleh negara Barat. 
    
Share:

Dibuang Sayang : Sampah Elektronik

Diantara semua sektor manufaktur, industri elektronik adalah yang paling pesat perkembangannya. Permintaan yang tinggi dan umur barang yang pendek menjadikan industri elektronik sebagai salah satu penghasil sampah yang patut diwaspadai. Total produksi sampah elektronik di dunia diperkirakan mencapai 25 juta ton setiap tahunnya, dengan produsen utama negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara di Eropa. Namun demikian, China, India, dan beberapa negara Amerika latin diprediksi bakal menjadi pemain utama yang berkontribusi paling besar pada produksi sampah elektronik dunia dalam waktu 10 tahun mendatang.



Di negara-negara maju, komponen pada sampah elektronik di-pulihkan (recovered), di-daur ulang (recycled), dan di-gunakan kembali (reused). Sebelumnya, proses daur ulang sampah elektronik dinegara maju dikategorikan sebagai industri yang sangat menguntungkan karena kandungan logam mulia (emas, paladium, perak, dll) pada barang elektronik. Namun, kecenderungan alat elektronik yang semakin efisien dalam pemakaian logam mulai, penemuan material pengganti, semakin mahalnya biaya tenaga kerja di negara maju menyebabkan industri ini tidak semenarik sebelumnya. Alhasil, banyak sampah elektronik dari negara maju yang di-ekspor ke negara berkembang; China, India, termasuk juga Indonesia. Praktek ini sebenarnya melanggar Basel conventionyang melarang pergerakan antar negara (transboundary movement) sampah yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya.


 
Share:

Pengaruh Ledakan Penduduk Terhadap Ketahanan Pangan Di Dunia

Banyaknya penduduk saat ini mencapai 7 milliar di dunia , semakin banyaknya penduduk maka kebutuhan akan pangan , sandang dan papan semakin meningkat , oleh karena itu kita sebagai manusia yang berpendidikan dan mempunyai ilmu untuk mempertahankan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui juga mengolah dan memperbanyak sumber daya alam yang dapat diperbaharui.



Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah banyaknya populasi , angka kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan penyebaran penduduk yang semakin rumit akan berimbas kepada beberapa segmen dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup. Ledakan penduduk adalahmasalah besar yang dihadapi oleh dunia yang berdampak pada aspek kehidupan. Pertambahan penduduk yang begitu cepat bisa mengakibatkan banyak masalah tambahan yang harus dihadapi, masalah yang akan timbul bila terjadi ledakan penduduk yang terutama adalah kelaparan. Karena jumlah penduduk yang banyak tentu saja bahan pangan yang dikonsumsi harus banyak juga jumlahnya, apabila jumlah bahan pangan yang tersedia kurang dari yang dibutuhkan karena terlalu tinggi tingkat konsumsi suatu saat nanti saat ledakan penduduk besar terjadi kelaparan akan melanda.
Dengan demikian kemiskinan juga kekurangan akan bahan pangan di dunia bisa ditekan, maka dari itu untuk membuat ketahanan pangan yang kuat di dunia diperlukan organisasi yang kuat dan mempunyai kemampuan untuk mengurusnya.


Pertumbuhan dan ledakan penduduk merupakan masalah yang terjadi di setiap negara, dan tidak dapat bisa untuk di hindari, namun harus kita kendalikan. Apabila hal ini tidak dapat dikendalikan, maka berbagai masalah baik dimulai dari masalah sosial, lingkungan, politik, agama, dan budaya akan terjadi.
 

Dari masalah sosial kita bisa ditinjau dengan melihat terbatasnya jumlah lapangan kerja yang tersedia, dimana kebutuhan lapangan kerja dan pertumbuhan penduduk berbanding lurus sehingga mengkibatkan tingginya angka pengangguran, meningkatnya kriminalitas baik dari segi keamanan dan kenyamanan.Dari segi lingkungan dapat kita tinjau bahwa setiap makhluk hidup yang lahir membutuhkan setidaknya  9 m2 ruang untuk hidup. Sedangkan jumlah lahan yang tersedia tidak mungkin bertambah dari tahun ke tahunnya. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin bertambah, jadi dapat mengakibatkan sempitnya ruang untuk hidup. Dimana mereka yang tersingkir akan tinggal di daerah pinggiran sungai atau fasilitas-fasilitas umum yang dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Hal lainnya yang dapat terjadi dalah deforestasi hutan yang dibutuhkan untuk ketersediaan lahan untuk tinggal dan kebutuhan industri. 

Dari segi politik kita bisa lihat dengan jelas, pasti akan terbentuknya aliansi-aliansi yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya dibandingkan dengan kepentingan umum. Sedangkan dari segi budaya, hal yang dapat kita lihat dengan jelas adalah terjadinya mixculture dan perubahan budaya di suatu tempat tersebut yang diakibatkan oleh jaman globalisasi sehinga budaya asli yang seharusnya kita pertahankan kian hari makin memudar dan lebih tertarik dengan budaya luar yang baru. Sebenarnya ini bukan merupakan masalah yang besar, namun saja perlu adanya perhatian dari pemerintah pusat tentang kebudayaan asli di daerah tersebut, jangan sampai hilang apalagi direbut oleh bangsa lain.

HUBUNGAN PENDUDUK DENGAN KESEJAHTERAAN

1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh faktor2 tertentu seperti ; Fertilitas, Moralitas dan Migrasi. Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu factor penyebab terjadinya kepadatan penduduk, karena angka kelahiran di Indonesia tidak di batasi dan kebanyakan penduduk melakukan nikah dini yang menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat dan juga laju pertumbuhan yang tidak terkontrol. Sedangkan lawan dari kelahiran, kematian atau Mortalitas merupakan satu dari tiga factor geografis karena moralitas dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, hal ini biasanya di sebabkan oleh factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individual dan kelompok lainnya yg dapat mempengaruhi moralitas dalam masyarakat.Yang terakhir, migrasi. Migrasi adalah gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lan dengan tujuan untuk menetap di daerah tujuan, yang biasa terjadi secara permanent. Seperti contohnya kota metropolitan banyak menjadi tujuan migrasi penduduk, terlalu banyaknya perpindahan penduduk menyebabkan kepadatan penduduk yang parah, sehingga terjadi banyak dampak negative.


Pertumbuhan penduduk memiliki banyak pengaruh, seperti perkembangan social. Perkembangan social terjadi karena pesatnya pertumbuhan penduduk tanpa di ikuti dengan kualitas dan kuantitas yang dimiliki sumber daya manusia. Dampak pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan social, seperti kendala yang dihadap badan kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) tersebut. Bukan cuma itu migrasi merupakan penyebab terbesar lainnya dalam perkembangan social karena pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk banyak menyebabkan pengaruh dan dampak dampak negative lainnya.

Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran, dan menunda masa perkimpoian agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk, yaitu penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.


2. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk.
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.


Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal ini pun
membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut.


3. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :

Jumlah pengangguran semakin meningkat

Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
 Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
 Tingkat kemiskinan semakin meningkat
Meningkatnya Investor yang datang 


4. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan.

Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkimpoian, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.









Terdapat 3 (tiga) hal yang menjadi sebab mengapa masalah ketahanan pangan perlu diperbincangkan. Pertama, bahwa pangan adalah hak azasi manusia yang didasarkan atas 4 (empat) hal berikut:

  1. Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of living, including adequate food, cloothing, and housing and that the fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”.
  2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada human right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup), dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan.
  3. Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015 setiap negara teramsuk Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuhnya.
  4. Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnya pemenuhan Hak Atas Pangan.

Kedua, kondisi obyektif Indonesia masih berkutat pada masalah gizi. Masalah gizi tersebut berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, keterjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan serta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizi merupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagai wilayah memerlukan penanganan ketahanan pangan yang terpadu. Penanganan ketahanan pangan dimaksud memerlukan perencanaan lintas sektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur dalam jangka menengah maupun panjang.

Ketiga, perubahan kondisi global yang menuntut kemandirian. Perubahan dimaksud tercermin dari: harga pangan internasional yang mengalami lonjakan drastis dan tidak menentu, adanya kecenderungan negara-negara yang bersikap egois; mementingkan kebutuhannya sendiri, adanya kompetisi penggunaan komoditas pertanian (pangan vs pakan vs energi), terjadinya resesi ekonomi global, dan adanya serbuan pangan asing (“westernisasi diet”). Perubahan kondisi global tersebut sangat berpotensi menjadi penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan pada impor.
Memperbincangkan masalah pangan tidak dapat dipisahkan dari masalah harga pangan sebagai salah satu aspek yang mencerminkan ketersediaan atau produksi pangan sekaligus permintaan atau konsumsi pangan.
         
Share: